Eco Print
By: Wulan Agustina
Kekayaan
alam Indonesia sangat melimpah, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam. Salah satu kekayaan Indonesia yang begitu tampak adalah keindahan alam,
berbagai jenis tumbuhan ada di Indonesia yang bermanfaat sebagai sumber pangan,
papan, dan pakaian. Tidak hanya kekayaan alam dan sumber daya manusia namun juga
kekayaan destinasi wisata juga produk kerajinan atau olahan tangan begitu
beragam. Batik menjadi icon produk kerajinan Indonesia yang dikenal
hingga mancanegara. Namun, tidak lain juga produk kerajinan kayu, gerabah,
tekstil dan sebagainya. Salah satu produk
kerajinan yang sedang booming beberapa tahun ini adalah Eco
Print.
Eco Print, merupakan produk kerajinan Indonesia
yang dibuat dengan memanfaatkan sumber daya alam. Sebagian Seniman memanfaatkan
limbah sumber daya alam agar tidak merusak lingkungan. Teknik Eco Print
dibuat dengan menggunakan kain dan daun, Biji, juga Karat. Teknik ini lumayan
banyak digemari oleh kalangan elite/menengah keatas dan juga
mancanegara. Kerajinan ini banyak pula diminati oleh para Peworkshop, perintis
usaha, dan juga pengusaha yang mengikuti trend. Selain bahan yang sangat mudah
didapatkan, hasil produk kerajinan ini memiliki daya jual tinggi. Seperti
apakah teknik pembuatannya ?
Eco Print merupakan salah satu teknik
menjiplakkan daun/biji/bunga/karat diatas selembar kain. Teknik ini dapat dibuat
dengan cara direbus dan juga dikukus. Alat dan bahan yang diperlukan untuk
membuat kerajinan Eco Print yaitu :
Alat :
1.
Pukul , Pukul
besi yang digunakan untuk membuat kerajinan Eco Print dengan teknik
pukul.
2.
Panci , digunakan
untuk merebus ikatan Eco Print
3.
Plastik , digunakan
untuk melapisi bagian bawah kain dan bagian atas kain agar hasil jiplakan lebih
jelas dan maksimal.
4.
Tali ,
digunakan untuk mengikat gulungan Eco Print.
5.
Kompor/tungku ,
digunakan untuk teknik rebus.
6.
Jemuran ,
digunakan untuk hasil akhir dari proses Eco Print.
Bahan :
1.
Kain , kain
yang digunakan sesuai kebutuhan, jenis kain yang dapat digunakan yaitu yang
tidak mengandung bahan sintetis. Seperti kain Sutra, Katun, Primisima, Woll, Rayon
atau santung.
2.
Daun/Biji/Bunga/Karat, dugunakan
untuk media blat agar terdapat motif dan warna dari getah daun tersebut.
3.
Tunjung, digunakan
untuk proses fiksasi setelah selesi membuat motif.
4.
Kapur, digunakan
untuk proses fiksasi setelah pembuata Eco Print selesai.
5.
Tawas, digunakan
untuk proses mordanting dan proses fiksasi.
6.
Air , digunakan
untuk membilas dan mencairkan bahan mordanting dan fiksasi.
Cara pembuatan
:
Proses pembuatan
Eco Print ini memerlukan kesabaran dan keuletan agar karya dibuat secara
maksimal.
1.
Mordanting kain dan daun
menggunakan air dan tawas. Kegunaan mordanting yaitu untuk membuka pori –
pori kain agar pewarna alami dapat secara mudah meresap dan tahan didalam kain.
Sedangkan kegunaan daun dimordanting yaitu untuk mengangkat kandungan
warna yang terdapat didalam daun dan agar supaya mudah dipindahkan pada kain. Proses
mordanting kain dilakukan selama 12 Jam maksimal, sedangkan daun hanya
membutuhkan kurang lebih 1 hingga 2 jam saja. Daun yang dimordanting
tidak semua jenis daun, namun jenis daun yang tidak terlalu memiliki tekstur
bulu. Daun yang memiliki tekstur bulu lebih mudah mengeluarkan pewarna,
sehingga tidak membutuhkan mordanting yang cukup lama.
2.
Langkah selanjuntnya yaitu siapkan
alat dan bahan. Jika kain dan daun sudah memasuki tahap mordanting,
selanjutnya yaitu proses pembuatan Eco Print. Proses ini dibagi menjadi
dua, dengan teknik Pukul dan Teknik Kukus.
a.
Teknik Pukul
Teknik ini cukup Simple dan lebih
mudah. Daun yang digunakan dalam teknik ini cukup lebih luas karena getah dari
daun dikeluarkan secara paksa sehingga lebih ada kemungkinan berhasil. Siapkan
alas yang terbuat dari keramik atau plester atau kayu, lembarkan plastik tebal kemudian
kain dilembarkan diatas alas. Jika sudah, lanjut daun diletakkan diatas kain
dan ditutup menggunakan plastik tebal. Selanjutnya dipukul perlahan menggunakan
rasa, sehingga daun akan tercetak diatas kain sesuai warna yang dihasilkan dari
daun.
b.
Teknik Rebus/Kukus
Teknik ini memerlukan ketlatenan
untuk menjadika hasil maksimal, bahkan membutuhkan berkali – kali proses untuk
menjadi sebuah kain yang bermotif daun. Langkah pertama adalah lembarkan kain
diatas plastik, kemudian daun diletakkan sesuai selera, agar daun tidak bergeser
ketika direbus maka lembarkan kain diatas tatanan daun, lalu gulung dengan
rapat kain hingga menjadi gulungan kecil dan ikat dengan erat. Setelah itu
masukan kedalam panci untuk direbus atau dikukus. Masak selama 2 – 3 jam untuk
hasil maksimal. Perbedaan rebus dan kukus ada pada hasilnya, jika direbus maka
warna akan menyeluruh ke permukaan kain, namun jika dikukus maka warna hanya
terdapat pada jiplakan daun. Untuk hasil maksimal disarankan membuka ikatan
setelah 5 hingga 7 hari kemudian.
3.
Fiksasi
Fiksasi adalah
proses terakhir dari langkah ini, fiksasi dibagi menjadi 3 yaitu :
a.
Fiksasi Tunjung
Fiksasi ini menggunakan bahan
Tunjung atau karat yang sudah menggumpal. Hasil dari fiksasi ini menghasilkan
warna yang cenderung gelap. Proses fiksasi hanya dilakukan dengan mencairkan tunjung
dan diendapkan, air yang sudah terkontaminasi dengan karat digunakna untuk
mencelup kain, maka akan otomatis mengunci daun yang ada dipermukaan kain.
Jangan heran jika warna berubah
secara drastis, karena tunjung sangat keras untuk fiksasi pewarna alam.
b.
Fiksasi Tawas
Fiksasi Tawas akan merubah warna
menjadi lebih terang, atau warna muda. Cara fiksasi sama dengan cara fiksasi tunjung,
hanya berbeda pada hasilnya saja.
c.
Fiksasi Kapur
Fiksasi Kapur akan menghasilkan
warna yang sama dengan warna asli. Kapur tidak merubah warna hanya membantu
mengunci pewarna agar tidak luntur. Cara fiksasi juga sama dengan cara fiksasi Tunjung.
Disarankan untuk memikirkan terlebih
dahulu akan dibawa ke arah warna apa Eco Print yang dibuat, apakah warna tua,
cerah, atau mempertahankan warna asli. Pertimbangan itu digunakan untuk memilih
bahan pengunci yang akan digunakan.
Langkah terakhir
yaitu cuci dengan air bersih dan angin -
anginkan, jangan dipaparkan dibawah sinar matahari. Produk yang sudah difiksasi
tidak akan mengalami kelunturan, jika mengalami kemungkinan sekitar 5 – 10%
saja. Daun yang banyak digunakan yaitu daun jati, talok, jambu, pepaya. Untuk
daun yang lain apakah bisa? Silahkan melalukan eksperimen secara mandiri.
Ingat, kunci
dari keberhasilan adalah sabar, tlaten, dan konsisten. Perbanyak Eksperimen
juga akan semakin menambah ilmu. Maaf Tidak menggunakna Gambar, silahkan Kunjungi
Youtube Chanel untuk lebih jelas, https://youtu.be/vBljrZZcWoo
dan https://youtu.be/3zNAmMNWNuY
Good Luck
Selamat
Mencoba , Anda tidak akan pernah tahu jika tidak mencoba.